Notification

×

Iklan

EID MUBARAK

KIRIM TULISAN 1S PINK

Iklan 728x90

FILLO MAGZ

BISNIS YOK

Ada Cahaya di Warung Kopi (Indonesia (Jadi) Emas Ep. 34)

Minggu, 30 Maret 2025 | Maret 30, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-30T18:49:56Z

 

Cerita Sambung Episode 34 – Ada Cahaya di Warung Kopi


Jakarta – Warung Kopi Pak Amat

Di sudut kota Jakarta, sebuah warung kopi sederhana menjadi tempat berkumpulnya berbagai kalangan. Pak Amat, sang pemilik warung, tengah sibuk melayani pelanggan, sementara di televisi berita menayangkan kejutan besar:

"Dolar AS mengalami penurunan signifikan terhadap beberapa mata uang baru, termasuk GRp dan Yuan!"

Di salah satu meja, Bagus, seorang pengusaha muda, menyesap kopinya sambil mengernyit.

"Gila! Dolar turun terus, ini nggak biasa."

Joni, seorang dosen ekonomi yang juga pelanggan tetap warung, tersenyum tipis.

"Ya, ini tanda-tanda kalau sistem ekonomi dunia mulai bergeser. Dolar sudah kehilangan taringnya."

Rizal, seorang pedagang emas, ikut nimbrung.

"Aku heran, kenapa dulu semua negara pakai dolar? Padahal kan sekarang terbukti rapuh?"

Joni mengaduk kopinya perlahan sebelum menjelaskan.

"Nah, ini ada hubungannya sama yang namanya fiat money. Ada yang tahu apa itu?"

Bagus dan Rizal saling pandang, lalu menggeleng.

Fiat Money – Sejarah dan Mekanisme

Joni tersenyum lalu mulai menjelaskan.

"Fiat money itu uang yang nggak didukung oleh emas atau komoditas lain. Nilainya hanya berdasarkan kepercayaan orang terhadap pemerintah yang menerbitkannya."

Bagus mengernyit.

"Jadi, uang yang kita pakai sekarang nggak ada backup emasnya?"

Joni mengangguk.

"Betul! Dulu, sebelum 1971, dolar AS masih didukung emas. Tapi setelah itu, Presiden Nixon mencabut sistem Bretton Woods. Sejak saat itu, semua mata uang utama di dunia jadi fiat money."

Rizal menepuk dahinya.

"Wah, berarti sejak saat itu, uang cuma sekadar kertas?"

Joni tertawa.

"Bisa dibilang begitu. Uang jadi alat kontrol ekonomi yang bisa dicetak semaunya oleh bank sentral. Itulah kenapa utang Amerika bisa membengkak triliunan dolar tanpa masalah, selama orang masih percaya sama dolar mereka."

Bagus menyipitkan mata.

"Tapi kalau begitu, gimana caranya dolar bisa menurun sekarang?"

Guncangan Sistem Fiat Money

Joni menghela napas.

"Sekarang, beberapa negara mulai sadar kalau sistem fiat ini menguntungkan segelintir pihak saja, terutama AS dan sekutunya. Mereka bisa cetak uang sebanyak-banyaknya tanpa konsekuensi nyata. Tapi begitu kepercayaan mulai goyah, nilainya bisa jatuh."

Rizal mengangguk paham.

"Makanya banyak negara mulai beralih ke emas dan mata uang alternatif kayak GRp."

Joni tersenyum.

"Benar. Kalau tren ini berlanjut, sistem fiat money global bisa runtuh, dan kita bakal masuk ke era baru dalam keuangan dunia."

Bagus mengangkat cangkir kopinya.

"Berarti ini saatnya kita lebih banyak investasi di aset nyata ya, bukan cuma simpan uang di bank."

Semua mengangguk, sementara di televisi berita terus mengabarkan bagaimana mata uang dunia mengalami perubahan besar.

Di sudut warung, Pak Amat yang dari tadi mendengar hanya tersenyum.

"Zaman berubah, uang pun ikut berubah. Yang penting kita tetap bisa ngopi."

oleh Erwinsyah Putra


Bersambung ke episode 35

×
Duta Huskus

BELI PARFUM INI, KAMI KEMBALIKAN Rp.108.000/ HARI

SYARATNYA KLIK INI