Notification

×

Iklan

EID MUBARAK

KIRIM TULISAN 1S PINK

Iklan 728x90

FILLO MAGZ

BISNIS YOK

Cengkraman Ekonomi dan Aliansi Rahasia (Indonesia (Jadi) Emas Ep. 33)

Rabu, 26 Maret 2025 | Maret 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-25T20:52:41Z

Cerita Sambung Episode 33 – Cengkraman Ekonomi dan Aliansi Rahasia 


Di Gedung Putih, rapat darurat kembali digelar setelah insiden Laut Natuna. Presiden Robert Mitchell menatap para penasihat ekonominya dengan ekspresi dingin. 

"Jika Indonesia tak bisa kita goyahkan secara militer, maka kita harus menghancurkan ekonomi mereka." Menteri Keuangan, William Carter, segera menyampaikan strategi. 

"Kami telah menghubungi Uni Eropa dan sekutu utama di Asia. Dalam waktu dekat, kita bisa memberlakukan embargo perdagangan terhadap Indonesia. Tanpa akses ke pasar Eropa dan Amerika, ekspor mereka akan lumpuh." Jenderal Charles Wilkinson menambahkan dengan nada serius. 


"Tidak hanya itu. Kita juga bisa menekan negara-negara yang mulai beralih ke GRp. Dengan memberi mereka sanksi ekonomi, mereka akan berpikir ulang sebelum meninggalkan dolar."

 Presiden Mitchell mengangguk. "Laksanakan segera. Saya ingin Indonesia merasakan dampaknya dalam hitungan minggu." 


*** 

Di Jakarta, Presiden Ardi Pranaja memimpin rapat bersama kabinetnya. Menteri Keuangan, Siti Rahma, baru saja menerima kabar tentang kemungkinan embargo ekonomi dari Barat. 

"Jika AS dan Uni Eropa benar-benar memblokir perdagangan kita, ekspor ke Barat akan anjlok drastis." 

Menteri Luar Negeri, Danu Setiawan, menimpali. "Kita masih punya Tiongkok, Rusia, dan negara-negara OKI. Tapi kita harus segera bertindak."

 Jenderal Bagus Prasetyo, Panglima TNI, menatap Presiden Ardi dengan tajam. 

"Presiden, kita harus bersiap untuk skenario terburuk. Embargo ini bisa diiringi dengan tekanan militer yang lebih besar." Presiden Ardi menarik napas panjang sebelum berbicara.

 "Kita akan bergerak lebih cepat dari mereka. Menteri Danu, jalin komunikasi dengan negara-negara OKI dan BRICS. Menteri Siti, siapkan strategi untuk memperkuat perdagangan dalam negeri dan mencari pasar alternatif." 

Semua yang hadir mengangguk. Indonesia kini berada di persimpangan jalan, dan mereka harus bergerak dengan cerdik.


***

Istanbul – Pertemuan Rahasia OKI dan BRICS 


Di sebuah ruangan rahasia di Istanbul, delegasi dari OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) dan BRICS mengadakan pertemuan darurat. Presiden Rusia, Sergey Volkov, memimpin pembicaraan. 

"Amerika mulai menggunakan senjata ekonomi mereka lagi. Tapi kita tak bisa terus membiarkan mereka menindas." Presiden Hassan Al-Fayed dari Mesir mengangguk. 

"Indonesia adalah ujian bagi kita semua. Jika mereka berhasil bertahan, kita punya peluang untuk keluar dari dominasi ekonomi Barat." 

Delegasi dari Tiongkok, Arab Saudi, Iran, dan Afrika Selatan turut berbicara. 

"Kami akan meningkatkan investasi di Indonesia. Jika mereka kehilangan akses ke pasar Barat, kami akan menyerap produk mereka."

 "Kami juga bisa mempercepat penggunaan mata uang alternatif. Ini saatnya memperkuat ekonomi kita sendiri." Kesepakatan mulai terbentuk. Indonesia tak akan dibiarkan sendirian dalam pertarungan ini. 


*** 

Dalam hitungan hari, Indonesia mengumumkan langkah-langkah besar: 

Menandatangani perjanjian dagang bebas dengan negara-negara BRICS dan OKI. Meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit, batu bara, dan gas ke Asia dan Timur Tengah. 

Mempercepat transisi ke mata uang GRp dalam perdagangan internasional. Menarik investasi besar dari Tiongkok, Rusia, dan Arab Saudi. Menteri Danu Setiawan berdiri di hadapan media dengan penuh percaya diri. 

"Kami siap menghadapi tekanan ekonomi. Indonesia tidak akan tunduk pada ancaman asing." Sementara itu, di Gedung Putih, Presiden Mitchell menerima laporan terbaru. Ekspresinya mengeras. 

"Mereka melawan. Baiklah, kita buat tekanan lebih keras." 

***

Oleh Erwinsyah Putra 


ke Episode 34

×
Duta Huskus

BELI PARFUM INI, KAMI KEMBALIKAN Rp.108.000/ HARI

SYARATNYA KLIK INI