Pagi yang cerah di Jakarta. Di aula besar Universitas Indonesia, seminarnasional mengenai Golden Rupiah (GRp) diadakan. Kali ini, fokusnya adalah membantah mitos dan menjelaskan bagaimana sistem ini akan menguntungkan semua lapisan masyarakat. Di panggung, seorang pengusaha kecil dari Surabaya, Pak Handoko, berbicara. "Saya dulu ragu. Saya pikir emas itu sulit digunakan, rentan dicuri, dan terlalu mahal untuk transaksi sehari-hari. Tapi sekarang, toko saya menerima GRp, dan saya tidak perlu takut uang saya tergerus inflasi."
Moderator mengundang Nadira untuk menjelaskan lebih dalam. Emas Rentan Dicuri? Tidak Lagi! "Dulu, orang berpikir menyimpan emas berarti harus punya brankas besar di rumah. Tapi sekarang, semua cadangan emas ada dalam sistem digital yang aman. Setiap GRp Anda dijamin dengan emas yang tersimpan di vault nasional. Bahkan, jika ada pencurian, data blockchain tidak bisa dimanipulasi." Seorang mahasiswa bertanya, "Tapi bagaimana kalau ada pihak yang berusaha meretas atau menguasai vault emas?"
"Tidak mungkin," jawab Nadira. "Sistem ini terdesentralisasi. Bahkan pemerintah sendiri tidak bisa mencetak GRp sesuka hati. Semua transaksi transparan dan bisa diaudit kapan saja."
Apakah Emas Bisa Dipalsukan? Seorang pakar metalurgi dari ITB naik ke podium. "Ini yang menarik. Emas itu sangat sulit dipalsukan, apalagi dalam sistem blockchain. Setiap gram emas yang masuk ke sistem harus melewati sertifikasi ketat dan diverifikasi dengan teknologi spektral. Jadi, tidak ada ruang untuk manipulasi."
"Di sistem fiat, uang bisa 'dilemahkan' dengan pencetakan berlebihan. Tapi GRp berbeda. Tidak ada pengurangan kadar emas karena setiap unit GRp sudah dikonversi langsung ke nilai emas asli. Tidak ada celah bagi siapa pun untuk mengurangi nilainya." Di layar besar, grafik menunjukkan bagaimana GRp menjaga daya beli masyarakat secara stabil. Masyarakat mulai melihatnya dengan lebih jelas. Ketakutan berubah menjadi harapan.
Oleh Erwinsyah Putra
Bersambung ke Episode 17
